Selasa, 27 November 2012

Peter dan Tina (Tugas cerpen IBD)


Peter & Tina

Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun,
hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik
bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Tina: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi
waktu denganku."

Peter: "kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua
saja yang tidak punya pasangan sekarang." (keduanya mengeluh dan berdiam
beberapa saat)

Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"

Peter: "Eh? permainan apaan?"

Tina: "Eng... gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi
pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"

Peter: "baiklah... lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa
bulan ke depan."

Tina: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini
akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"

Peter: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi
maen deh. katanya film itu bagus"

Tina: "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke
karaoke ya... ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."

Peter : "Boleh juga..." (mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter
mengantarkan Tina pulang malam harinya)

Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe,
suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati
mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah
kalung perak berliontin bintang untuk Tina.

Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat
Peter. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan
membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk
di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai
berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena
tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-mijit tangan Tina
dengan lembut.

Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay. Bulan sudah menampakan diri,
langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka
duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan
suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan
melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan
kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam
hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu
menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang
tahunnya.

Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan
mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear
untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.

Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China. Tina
penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya
mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang" kemudian peramal itu
meneteskan air mata.

Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat
sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan
sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan
lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari
terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan
sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.

15:20 pm
Tina: "Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar. "
Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu
mau minum apa?"
Tina: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari
ini. Sebentar ya"
Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta
selalu macet.

15:30 pm
Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga. Tiba-tiba
seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.
Peter : "Ada apa pak?"
Orang asing: "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu
adalah temanmu"
Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu. Disana, di atas aspal
yang panas terjemur terik matahari siang,tergeletak tubuh Tina bersimbah
darah, masih memegang botol minumannya. Peter segera melarikan mobilnya
membawa Tina ke rumah sakit terdekat. Peter duduk diluar ruang gawat
darurat selama 8 jam 10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah penuh
penyesalan.

23:53 pm
Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih
bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan
surat ini dalam kantung bajunya."
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia
segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi
terlihat damai. Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam
tangan Tina dengan erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan
torehan luka yang sangat dalam di hatinya.

Butiran air mata mengalir dari
kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis
Tina untuknya.

Dear Peter...
ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.
Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu
jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan
dalam hidupku. Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga
dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih
dalam lagi sebelumnya. Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap
kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang
kuucapkan pada bintang jatuh malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi
cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan
berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku. Peter, aku sangat
sayang padamu.

23:58
Peter: "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat
meniup lilin ulang tahunku? Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita
bersama-sama selamanya. Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita
lalui baru berjumlah 99 hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati
puluhan ribu hari bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan
tinggalkan aku, jangan biarkan aku kesepian! Tina, Aku sayang kamu...!"

Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Tina berhenti berdetak. Hari itu
adalah hari ke 100… dan akhirnya Tina menghembuskan nafas terkahirnya.



Sumber: http://peperonity.com/go/sites/mview/ceritadanrenungan/18087692