Senin, 20 Oktober 2014

Review Perilaku Pembelian Konsumen Bakso Di Malang

Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Bakso Di Malang
Kota Malang juga dikenal sebagai kota Bakso selain kota Apel. Bakso merupakan makanan daging sapi yang dicampur dengan terigu yang dimasak dengan proses tertentu untuk dikonsumsi. Bakso sangat populer dan digemari semua kalangan dengan harga yang bervariasi dan terjangkau oleh konsumen. Tarwotjo et al. (1971) menjelaskan bahwa bakso daging sapi merupakan sumber protein hewani karena daging sapi mengandung protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Usaha bakso membutuhkan tenaga kerja mulai dari lokasi penggilingan, sampai daerah produsen dan pemasaran. Bakso dibuat menggunakan daging segar agar dihasilkan bakso yang kenyal dan kompak. Bahan baku bakso umumnya berasal dari daging paha belakang sapi, akan tetapi dapat juga dibuat dari bagian karkas lainnya.
Dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Asseal, 1992). Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan strategi bauran pemasaran. Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya, referensi dan kelas sosial. Strategi bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi.
Faktor internal terdiri dari faktor gagasan dan karakteristik konsumen. Faktor internal dan eksternal dalam interaksinya dapat mempengaruhi perilaku konsumen baik secara individual maupun secara bersama-sama.
Konsumen melakukan pembelian tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Karakteristik penjualan bakso akan mempengaruhi keputusan membeli. Konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual (Tedjakusuma et al., 2001).
Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum responden
Hasil survei menunjukkan bahwa usia konsumen yang mendominasi adalah kelompok usia 16–25 tahun sebanyak 62,5% dan usia 26–35 tahun sebanyak 25,83% (Tabel 1). Kelompok usia ini tergolong usia produktif sehingga memerlukan kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh dan perlunya menjaga kesehatan. Konsumen pada usia muda (remaja) dipengaruhi oleh aktifitas yang ditekuninya, teman-teman, dan penampilan dari generasi tersebut. Usia responden diatas 45 tahun lebih sedikit dikarenakan pada usia ini seseorang lebih berhati-hati dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yaitu lebih memilih makanan yang terbuat dari sayur-mayur (Kasali, 1998 cit. Hermanianto dan Andayani, 2002).
Usia (tahun) (age (years))                                       Persentase (percentage)
16 – 25                                                                   62,50
26 – 35                                                                    25,83
36 – 45                                                                    9,17                                         TABEL 1
46 – 55                                                                    1,67
56 – 65                                                                    0,83
Jumlah (total)                                                                          100,00
Hasil survei menunjukkan (Tabel 2) bahwa responden perempuan (53,33%) lebih banyak dijumpai dibanding laki-laki (46,67%) karena perempuan mempunyai kecenderungan senang berkumpul dan sering secara bersama-sama membeli atau jajan bakso dengan tidak direncanakan. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Hermanianto dan Andayani (2002) yang menjelaskan bahwa pembeli bakso lebih didominasi kaum perempuan karena perempuan mempunyai kecenderungan lebih senang berbelanja, mudah terpengaruh oleh emosi dan menyukai jajan atau ngemil. Alasan ini yang melatarbelakangi wanita sebagai konsumen terbesar bakso sapi.
Jenis kelamin (sex)                     Persentase (percentage)
Laki-laki                                   (male) 46,67
Perempuan                                (female) 53,33                                       TABEL 2
Jumlah                                      (total) 100,00

Materi dan Metode

Penelitian dilakukan dengan metode survei di Kota Malang dengan pertimbangan bahwa Kota Malang dikenal sebagai Kota Bakso.

Kelompok sasaran berdasarkan pendidikan yang ditempuh konsumen menunjukkan bahwa sebanyak 44,17% responden memiliki pendidikan akhir SMU dan 39,17% responden memiliki pendidikan akhir sarjana (Tabel 3)

Pendidikan (education)               Persentase(percentage)
SD/Sederajat (elementary school)             0,83
SMP/Sederajat (junior high school)          5,83
SMU/Sederajat (senior high school)         44,17                                        TABEL 3
Akademi/Sederajat (academy)                  10,00
Sarjana (under/graduate school)               39,17
Jumlah (total)                                        100,00

Data berdasarkan alasan konsumen membeli bakso menunjukkan bahwa mayoritas konsumen mengkonsumsi bakso karena bukan sebagai makanan utama (3,33%) tetapi sebagai kuliner, hobi,
makanan camilan (Tabel 4).
Alasan mengkonsumsi bakso (reason consuming meatballs)            Persentase (percentage)
Makanan utama (the main food)                                                               3,33
Makanan camilan (snack foods)                                                                31,67
Hobi (hobby)                                                                                         31,67
Kuliner (culinary)                                                                                  33,33
Jumlah (total)                                                                                        100,00
TABEL 4


Hasil survei menunjukkan bahwa harga satu porsi bakso tersebut adalah sedang (Tabel 5) atau cukup yang berarti tidak terlalu mahal ataupun tidak terlalu murah, sedangkan bakso tersebut dianggap konsumen bukan sebagai makanan utama.

Harga (price)                             Persentase(percentage)
Sangat mahal (very expensive)                  3,33
Mahal (expensive)                                   13,33
Sedang (medium)                                   57,50               
Murah (cheap)                                       19,17
Sangat murah (very cheap)                      6,67
Jumlah (total)                                        100,00

TABEL 5

Tingkat penghasilan responden sangat berpengaruh terhadap pembelian produk bakso. Penghasilan yang lebih akan mempengaruhi kemudahan responden untuk membeli produk tersebut. Hal ini diperkuat dengan data responden yang memiliki penghasilan Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 sebanyak 52,50% (Tabel 6) akan membeli produk tersebut lebih mudah karena menganggap produk tersebut memiliki harga yang relatif terjangkau.

Pendapatan (Rp) (income (Rp))    Persentase(percentage)
< 500.000                                  21,67
500.000 – 1.000.000                   13,33
1.000.001 – 1.500.000                28,33               
1.500.001 – 2.000.000                24,17
> 2.000.000                               12,50
Jumlah (total)                            100,00

TABEL 6

Tabel 7 memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang terbentuk merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian bakso di Malang sebesar 63,76% dan sisanya sebesar 37,14% merupakan faktor-faktor yang tidak terlalu dipertimbangkan oleh konsumen. Untuk lebih jelasnya akan dibahas interpretasi tiap faktor dari kedelapan faktor yang terbentuk (Tabel 7).
 


 Kesimpulan

-          Pada tabel 1 pembeli bakso malang terbanyak adalah perempuan umur 16-25 berstatus pelajar yang dipengaruhi oleh faktor umur yang masih produktif dan memiliki waktu luang yang  cukup untuk melakukan aktifitas bersama teman-teman. Sedangkan pada umur 45 tahun keatas mereka lebih memilih menu makanan demi menjaga kesehatan.

-          Pada tabel 2 pembeli terbanyak adalah responden perempuan, hal ini disebabkan perempuan itu senang ngemil, berbelanja.

-          Pada tabel 3 status pendidikan cukup berpengaruh karena mempunyai pengetahuan yang lebih tentang kuliner

-          Pada tabel 4 menurut responden mereka membeli baso itu adalah kuliner, cemilan dan bukan makanan utama, ada juga konsumen yang membeli baso karena memang hobi

-          Pada tabel 5 bakso satu porsi di Malang Rp. 5.000,00  hasil survei menunjukkan bahwa harga satu porsi bakso menurut pembeli harganya cukup terjangkau sehingga konsumen tertarik untuk membeli

-          Pada tabel 6 pendapatan konsumen juga berpengaruh dalam penjualan bakso dengan jumlah pendapatan Rp 1 juta-Rp 2 juta cukup terjangkau

-          Pada tabel 7 pengambilan keputusan konsumen dalam membeli bakso adalah harga, kelas sosial, kemudahan mencapai lokasi, parkir, tampilan penyajian, kepuasan, pendapatan dan demografi

Minggu, 19 Oktober 2014

INSIDEN KECIL YANG MEMPERTEMUKANKU DENGAN TEMAN

INSIDEN KECIL YANG MEMPERTEMUKANKU DENGAN TEMAN
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup saling berdampingan, sangat tidak mungkin manusia berdiri sendiri.
Berawal dari sebuah insiden memalukan, aku mengintip tetangga berenang di kolam balon yang bisa dipompa, sore itu aku sedang golar-goler di rumah sembari menonton film kartun kemudian terdengar suara ricuh dari rumah tetangga sebelah dan akupun penasaran ingin melihat ada apa di luar sana. Aku melangkah menuju pintu depan mendekati dimana suara ricuh itu berasal, ternyata suara ricuh itu tepat disebelah rumahku dengan rasa penasaran kuberanikan diri mengintip lewat semak-semak tanaman dan ternyata waaah “gubraak” aku terjatuh!! Seketika semua mata tertuju padaku….. sakitnya sih ga seberapa tapi malunya itu loh hahaha.
Lalu aku ditolong oleh tetangga yang belum kukenal, diolesinya minyak pada jidatku yang benjol akibat terjatuh tadi, akhirnya aku berkenalan dengan seorang wanita bernama dhika, dan dua orang adiknya yang bernama dinda dan lingga setelah berkenalan akupun langsung pulang ke rumah.
Esok paginya Dhika dan dua orang adiknya mendatangi rumahku mengajak bermain sepeda , waktu itu umurku masih 7 tahun dan Dhika ini berumur 13 tahun, aku memanggilnya dengan “teh dhika’ sedangkan adiknya kupanggil nama saja, Dinda dan Lingga, kami keliling komplek untuk menikmati udara pagi, setelah bersepeda kami mampir ke tempat bubur ayam, disana kami bertemu 2 orang anak yang mukanya tidak asing karena sepertinya mereka juga tinggal satu komplek dengan kami berempat lalu aku bertanya kepada salah satu anak tersebut “eh kamu juga tinggal di jalan rafflesia kan ?” dan mereka menjawab “iya kami tinggal disana”, akupun berkenalan dengan mereka berdua yang bernama Daehan dan Brama, mereka berdua yang memperkenalkanku dan tetangga sebelah dengan teman satu komplek yang jumlahnya lumayan banyak yang bernama yuda, dery, nur, adang, ihsan, tyo, firly, audri, jaka dan iqbal.
Sampai sekarang kami sering berbagi cerita suka dan duka, saling membantu bila salah satu dari kami sedang kesusahan, dulu kami juga pernah saling bermusuhan gara-gara hal sepele, kami juga tahu bagaimana karakter tiap masing-masing karena sudah cukup lama kami berteman tapi memang seperti itulah sebuah soulmate itu tercipta lewat sebuah konflik, enta itu konflik yang mengarah ke positif atau negatif.





PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN BAKSO DI MALANG


PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN BAKSO DI MALANG


THE CONSUMERS` BEHAVIOR IN PURCHASING MEATBALLS IN MALANG


Budi Hartono*, Umi Wisapti Ningsih, dan Nila Fithria Septiarini
Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang, Jawa Timur


INTISARI


Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor yang mempengaruhi pembelian bakso sapi di Malang. Penelitian dilakukan di Malang, Jawa Timur pada bulan Maret 2011. Jumlah responden sebanyak
120 konsumen yang dipilih secara Accidental Sampling. Data dianalisis dengan cara deskriptif dan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan pembelian bakso adalah perempuan, berstatus pelajar, mempunyai umur di bawah 35 tahun, pendapatan individu yang diperoleh antara Rp. 1.000.000,00 sampai Rp.
2.000.000,00 per bulan dan harga bakso dikategorikan terjangkau oleh konsumen. Pola mengkonsumsi bakso bukan sebagai makanan pokok tetapi sebagai kuliner, hobi, dan makanan camilan. Delapan faktor yang dipertimbangkan responden secara berurutan adalah harga, kelas sosial, kemudahan mencapai lokasi, parkir, tampilan penyajian, kepuasan, pendapatan, dan demografi.


(Kata kunci: Perilaku konsumen, Faktor yang dipertimbangkan, Bakso)


ABSTRACT


The objective of this research were to analyzed the characteristics and the factors influencing the purchasing of meatballs in Malang. The research was conducted in Malang, East Java in March 2011. One hundred and twenty consumers were chosen as respondents by Accidental Sampling method. Data were analyzed by descriptive and factor analyses. The results showed that most customers were women, student status, with the age below 35 years old, and incomes level of IDR 1.000.000,00 into IDR 2.000.000,00 per month. The meatball`s price was affordable by the consumers. The meatball`s purchasing patterns showed that the meatball was consumed not as a main meal but only for culinary, hobby and also as snacks. The eight factors considered by consumers of meatball purchasing consecutively were price, social class, accessibility, parking, display presentation, satisfaction, income and demographics, respectively.


(Key words: Consumer`s behavior, Considerance factor, Meatball)



Pendahuluan

Kota Malang juga dikenal sebagai kota Bakso selain   kota   Apel Bakso   merupakan   makanan daging sapi yang dicampur dengan terigu yang dimasak dengan proses tertentu untuk dikonsumsi. Bakso sangat populer dan digemari semua kalangan dengan harga yang bervariasi dan terjangkau oleh konsumen. Tarwotjo et al. (1971) menjelaskan bahwa bakso daging sapi merupakan sumber protein hewani  karena  daging  sapi  mengandung  protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Usaha bakso membutuhkan tenaga kerja mulai dari lokasi penggilingan, sampai daerah produsen dan pe- masaran. Bakso dibuat menggunakan daging segar agar dihasilkan bakso yang kenyal dan kompak. Bahan  baku  bakso  umumnya  berasal  dari  daging

* Korespondensi (corresponding author): Telp. +62 815 689 5246


paha belakang sapi, akan tetapi dapat juga dibuat dari bagian karkas lainnya.
Usaha   bakso   dapat   digolongkan   sebagai usaha  kecil.  Parubak  et  al.  (2004)  menjelaskan
bahwa usaha kecil mempunyai peranan penting dan strategis dalam mewujudkan  pembangunan  nasio-
nal.  Usaha  kecil  merupakan  usaha  yang  ditekuni oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan
memberikan pelayanan yang luas kepada masya- rakat.  Pemerintah  terus  berupaya  membina  ke-
lompok   usaha   keci agar   menjadi   usaha   yang semakin efisien dan mampu berkembang   mandiri
dan dapat membuka lapangan kerja baru.
Dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusa konsumen    dalam   melakukan   pem-
belian  yaitu  faktor  internal  dan  faktor  eksternal
(Asseal, 1992). Faktor eksternal  terdiri  dari  faktor




lingkungan dan strategi bauran pemasaran. Faktor lingkungan terdiri dari faktor budaya, referensi dan kelas sosial. Strategi bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi. Faktor internal terdiri dari faktor gagasan dan karakteristik konsumen. Faktor internal dan eksternal dalam interaksinya dapat mempengaruhi perilaku kon- sumen baik secara individual maupun secara bersama-sama.
Konsumen melakukan pembelian tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan ber- pengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Karakteristik penjualan bakso akan mempengaruhi keputusan membeliKonsumen  akan  menilai  mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya mem- peroleh produk dan sikap ramah dari penjual (Tedjakusuma et al., 2001).
Penjual bakso harus memahami keinginan konsumen    dengan    cara    mempelajari    perilaku
konsumen agar konsumen bersedia membeli baksonya.  Pemahaman  perilaku  konsumen  yang
baik dan tepat diharapkan akan mengembangkan kegiatan pemasarannya. Penjual bakso daging perlu mengenal konsumen, sasaran dan model  keputusan
yang dilakukan oleh konsumen, sehingga penjual bakso  daging  mengetahui  motif  konsumen  dalam
menilai bakso daging yang sesuai dengan hati nuraninya. Analisis faktor digunakan untuk menentukan  urutan  faktor  yang  dipertimbangkan
oleh  konsumen  dalam  membeli  bakso  daging  di
Kota Malang, sehingga perlu dilakukan penelitian agar     penjual    bakso    dapat    mempertahankan
eksistensinya.

Materi dan Metode


menentukan urutan faktor yang dipertimbangkan oleh  konsumen  dalam membeli  bakso. Jenis data yang digunakan analisis faktor adalah data ordinal dan skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum responden
Hasil survei menunjukkan bahwa usia konsumen yang mendominasi adalah kelompok usia
16–25 tahun sebanyak 62,5% dan usia 26–35 tahun
sebanyak 25,83% (Tabel 1). Kelompok usia ini tergolong usia produktif sehingga memerlukan kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh dan perlunya menjaga kesehatan. Konsumen pada usia muda (remaja) dipengaruhi oleh aktifitas yang ditekuninya, teman-teman, dan penampilan dari generasi tersebut. Usia responden diatas 45 tahun lebih sedikit dikarenakan pada usia ini seseorang lebih berhati-hati dalam memilih dan meng- konsumsi makanan yaitu lebih memilih makanan yang terbuat dari sayur-mayur (Kasali, 1998 cit. Hermanianto dan Andayani, 2002).
Hasil survei menunjukkan (Tabel 2) bahwa responden perempuan (53,33%) lebih banyak dijumpai dibanding laki-laki (46,67%) karena perempuan mempunyai kecenderungan senang berkumpul dan sering secara bersama-sama mem- beli atau jajan bakso dengan tidak direncanakan. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Hermanianto dan Andayani (2002) yang menjelaskan bahwa pembeli bakso lebih didominasi kaum perempuan karena perempuan mempunyai kecenderungan lebih senang berbelanja, mudah terpengaruh oleh emosi dan menyukai jajan atau ngemil. Alasan ini yang melatarbelakangi wanita sebagai konsumen terbesar bakso sapi.

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia
(characteristics of respondents by the age)


Penelitian dilakukan dengan metode survei di                                          


Kota Malang dengan pertimbangan bahwa Kota Malang dikenal sebagai Kota Bakso. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret 2011 di lima lokasi terbesar yang diambil secara purposive sampling yaitu Bakso Solo Kidul Pasar, Bakso Kota Cak Man, Bakso Bakar Pahlawan Trip, Bakso Presiden dan Bakso Duro Kepanjen. Jumlah sampel sebanyak 120 responden yang diambil secara Accidental Sampling. Pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab dengan responden berdasarkan  kuesioner yang telah dipersiapkan.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan  karakteristiresponden  yang diteliti serta distribusi item dari tiap variabel dalam angka persentase. Analisis  faktor digunakan untuk


  Usia (tahun) (age (years))   Persentase (percentage)
16 – 25                                  62,50
26 – 35                                  25,83
36 – 45                                    9,17
46 – 55                                    1,67
                 56 –  65                                     0,83   
Jumlah (total)                           100,00

Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (characteristics of respondents by sex)

    Jenis kelamin (sex)         Persentase (percentage)  Laki-laki (male)                                    46,67
  Perempuan (female)                             53,33       
Jumlah (total)                              100,00




Kelompok sasaran berdasarkan pendidikan yang ditempuh konsumen menunjukkan bahwa sebanyak 44,17% responden memiliki pendidikan akhir SMU dan 39,17% responden memiliki pen- didikan akhir sarjana (Tabel 3), sehingga sebagian besar konsumen adalah berpendidikan tinggi dan terpelajar.  Pendidikan  sebagai  faktor  psikologis yang berpengaruh terhadap jenis dan mutu bahan makanan yang akan dikonsumsi. Hal ini memper- lihatkan bahwa tingkat pemahaman dan pe- ngetahuan seseorang tentang pentingnya kandungan gizi  dipengaruhi  oleh  tingkat  pendidikan  (Kasali,
1998 cit. Hermanianto dan Andayani, 2002).
Data berdasarkan alasan konsumen membeli bakso  menunjukkan  bahwa  mayoritas  konsumen
mengkonsumsi bakso karena bukan sebagai maka-
nan utama (3,33%) tetapi sebagai kuliner, hobi, makanan  camilan  (Tabel  4).  Konsumen  membeli
bakso kuah umumnya dicampur dengan makanan
lain seperti gorengan, tahu atau sedikit mie basah. Responden membeli bakso biasanya di tempat ter- kenal dan memiliki rasa yang sesuai dengan selera konsumen.
Produk bakso tetap digemari oleh konsumen. Karakteristi utam responden   dalam   membeli
bakso adalah daya beli konsumen yang dapat diper-
hatikan dari penghasilan yang diperoleh konsumen setiap bulan. Kebanyakan konsumen membeli bakso selain memperhatikan harga juga memperhatikan cara penyajian yang cepat dan praktis. Rerata harga


bakso  satu  porsi  di  MalanRp.  5.000,00.  Hasil survei menunjukkan bahwa harga satu porsi bakso tersebut adalah sedang (Tabel 5) atau cukup yang berarti tidak terlalu mahal ataupun tidak terlalu murah, sedangkan bakso tersebut dianggap kon- sumen bukan sebagai makanan utama.

Analisis faktor
Hasi analisi faktor   perilak konsumen
dalam pembelian bakso di Malang menghasilkan 8 faktor yang terbentuk (Tabel 7). Tabel 7 memper- lihatkan bahwa faktor-faktor yang terbentuk merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian bakso di Malang sebesar 63,76% dan  sisanya  sebesar  37,14%  merupakan  faktor- faktor yang tidak terlalu dipertimbangkan oleh konsumen. Untuk lebih jelasnya akan dibahas interpretasi tiap faktor dari kedelapan faktor yang terbentuk (Tabel 7).
Faktor persepsi konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli produk bakso daging sapi memiliki persentase varian sebesar 16,69% dan merupakan urutan pertama yang dipertimbangkan oleh kon- sumen karena mempunyai nilai Eigen Value ter- besayait3,672. Variabel  yang  memiliki  factor loading terbesar pada persepsi konsumen adalah variabel harga yaitu sebesar 0,717 yang artinya variabe harg memiliki   korelasi   sangat   kuat terhadap   fakto persepsi   konsumen Responden




Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan (characteristics of respondents by education)


Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan harga
(characteristics of respondents by price)

Harga (price)                       Persentase


Pendidikan (education)                 Persentase                                                                       (percentage)            


                                                                  (percentage)          
SD/Sederajat (elementary school)              0,83
SMP/Sederajat (junior high school)           5,83
SMU/Sederajat (senior high school)        44,17
Akademi/Sederajat (academy)                  10,00
  Sarjana (under/graduate school)              39,17        Jumlah (total)                       100,00

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan alasan


Sangat mahal (very expensive)                 3,33
Mahal (expensive)                                  13,33
Sedang (medium)                                   57,50
Murah (cheap)                                        19,17
  Sangat murah (very cheap)                      6,67       Jumlah (total)                        100,00

Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan (characteristics of respondents by income)


mengkonsumsi bakso (characteristics of respondents                                                           
by reasons consuming meatballs)




Alasan mengkonsumsi bakso




Persentase


Pendapatan (Rp) (income (Rp))         Persentase
                                                              (percentage)    
< 500.000                                                  21,67


     (reason consuming meatballs)         (percentage)
Makanan utama (the main food)                 3,33
Makanan camilan (snack foods)               31,67
Hobi (hobby)                                             31,67
  Kuliner (culinary)                                     33,33     Jumlah (total)                          100,00


500.000 – 1.000.000                                  13,33
1.000.001 – 1.500.000                               28,33
1.500.001 – 2.000.000                               24,17
  > 2.000.000                                               12,50          Jumlah (total)                          100,00



Tabel 7. Analisis faktor perilaku konsumen dalam pembelian bakso (factor analysis of consumer behavior in purchasing meatballs)

Faktor (factor)
Variabel (variable)
Eigen value
Loading factor
%
Persepsi konsumen
-Kepercayaan (confidence)

0,429

(consumer perception)
-Produk terkenal (famous products)

0,551


-Ukuran produk (size of product)
3,672
0,675
16,69

-Harga (price)

0,717

Lingkungan
-Kebudayaan (culture)

0,680

(environment)
-Kelas sosial (social class)
-Kelompok sosial (social groups)
2,048
0,741
0,729
9,31
Referensi (reference)
-Pengetahuan (knowledge)

0,577


-Faktor promosi (promoting factor)
-Kemudahan mencapai lokasi (ease of reaching
1,915
0,623
0,814
8,71

Kepedulian produsen
the location)
-Kenyamanan (convenience)


0,486

(concern manufacturer)
-Tempat parkir (the parking lot)

0,780


-Kebersihan tempat (hygiene place)
1,529
0,758
6,95

-Pelayanan produsen (producer service)

0,482

Karakteristik produk
-Tampilan penyajian (view presentation)

0,924

(characteristics of
-Rasa dan tekstur (the taste and texture)
1,526
0,609
6,94
product)




Pengalaman (experience)
-Kepuasan sebelumnya (previous satisfaction)

0,798


-Hobi (hobbies)
1,246
0,588
5,66
Kepuasan konsumen
(consumer satisfaction)
-Pendapatan (revenue)
-Kepribadian (personality)

1,054
0,748
0,716

4,79
Karakteristik konsumen
-Demografi (demographics)
1,036
0,767
4,71
(characteristics of




consumers)





Jumlah (total)


63,76


mempertimbangkan harga bakso karena menurut penilaian responden tingkat harga akan mem- pengaruhi  jumlah  pembelian  suatu  produk  yang akan dikonsumsi. Hal tersebut diperkuat dengan penilaian  hargtidak  terlalu  mahal  untuk  setiap porsi bakso adalah Rp. 5.000,00 yang termasuk kategori sedang (57,5%) (Tabel 5), sehingga apabila harga bakso terlalu tinggi maka responden akan mempertimbangkan ulang sebelum membeli produk tersebut.
Faktor lingkungan memiliki persentase varian sebesar 9,310% dan memiliki urutan kedua faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dengan nilai Eigen Value terbesar yaitu 2,048. Variabel yang memiliki factor loading terbesar pada faktor lingkungan  adalah  variabel  kelas  sosial  sebesar
0,741 yang artinya bahwa variabel kelas sosial memiliki korelasi kuat terhadap faktor lingkungan,
sedangkan  variabel  yang  memiliki  factor  loading
terkecil adalah variabel kebudayaan sebesar 0,680 yang artinya bahwa variabel kebudayaan memiliki
korelasi  paling  lemah  jika  dibandingkan  dengan
kedua variabel lain yang mendukung pada faktor lingkungan.


Kebudayaan tidak terlalu dipertimbangkan oleh responden, dikarenakan responden membeli produk bakso bukan karena adat atau kebiasaan masyarakat  tertentu  untuk  mengkonsumsi  produk ini. Produk ini bukan menjadi makanan utama bagi responden. Hal ini diperkuat dengan penilaian responden bahwa produk bakso bukan menjadi makanan utama hanya 3,33% (Tabel 5). Produk ini dikonsumsi hanya sebagai kuliner, hobi, dan makanan camilan.
Kelas sosial responden mempertimbangkan untuk membeli produk bakso tersebut. Tingkat penghasilan responden sangat berpengaruh terhadap pembelian produk bakso. Penghasilan yang lebih akan mempengaruhi kemudahan responden untuk membeli produk tersebut. Hal ini diperkuat dengan data    responden    yang    memiliki    penghasilan Rp.  1.000.000,00   Rp.  2.000.000,00    sebanyak
52,50%  (Tabel  6)  akan  membeli  produk  tersebut lebimudah  karena  menganggap  produk tersebut
memiliki harga yang relatif terjangkau.
Faktor referensi memiliki persentase varians sebesar  8,707%  merupakan  faktor  urutan  ketiga
yang dipertimbangkan  oleh konsumen dengan nilai




Eigen Value terbesar yaitu 1,915. Variabel yang memiliki factor loading terbesar adalah variabel kemudahan mencapai lokasi sebesar 0,814 yang artinya bahwa variabel kemudahan mencapai lokasi memiliki korelasi kuat terhadap faktor referensi.
Faktor  yang   menyebabkan  perilaku  pem- belian   seseorang   bisa   jug dipengaruh oleh
referensi kelompok. Referensi kelompok adalah kelompok  sosial  yang  menjadi  ukuran  seseorang
(bukan anggota kelompok tersebut) untuk mem- bentuk kepribadian dan perilakunya (Sudarmiatin,
2009).  Tingkat  pengetahuan  yang  kurang  pada
responden terhadap lokasi-lokasi pemasaran produk bakso menjadi pertimbangan konsumen untuk menerima pendapat atau masukan-masukan yang diberikan oleh orang-orang disekitar responden. Faktor promosi disini sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk tersebut oleh res- ponden. Faktor promosi salah satunya yaitu tentang kemudahan mencapai lokasi produk tersebut di- pasarkan. Kemudahan mencapai lokasi tersebut sangat dipertimbangkan responden untuk membeli produk tersebut, karena apabila lokasi tersebut sulit dijangkau  makresponden  akan  memililokasi yang lainnya.
Faktor  kepedulian  produsen  memiliki  per- sentase varians sebesar 6,951% dan memiliki urutan
keempat  faktor  yang  dipertimbangkan  oleh  kon-
sumen  dengan  nilai  Eigen  Value  terbesar  yaitu
1,529. Variabel yang memiliki factor loading ter- besar adalah variabel tempat parkir sebesar 0,780 yang artinya bahwa variabel tempat parkir memiliki korelasi kuat terhadap faktor kepedulian produsen.
Tempat parkir pada lokasi penjualan produk sangat  dipertimbangkan  oleh  responden,  karena
konsumen akan lebih merasa nyaman jika pada saat
menikmati bakso, kendaraan yang  diparkir terletak pada tempat yang aman dan diawasi oleh petugas parkir. Sulistyawati (2004), menyatakan bahwa ter- sedianya sarana parkir yang memadai dan aman merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian suatu produk, karena hal ini dapat memberikan keamanan dan kenyamanan terutama dari gangguan pengamen, pedagang asongan dan pengemis.
Kebersiha tempat   jug dipertimbangkan oleh responden, karena lokasi yang bersih, sarana
dan  prasarana  yang  bersih,  serta  sirkulasi  udara
yang lancar akan menambah nafsu makan res- ponden. Kebersihan tempat merupakan salah satu yang harus diperhatikan oleh pemilik usaha produk tersebut dikarenakan apabila tempat penyajian produk tidak bersih akan menyebabkan penyebaran penyakit yang ditularkan oleh konsumen kepada konsumen yang lainnya.
Faktor karakteristik produk memiliki persen- tase varian sebesar 6,938%. Variabel tampilan pe-


nyajian  memiliki  factor  loading  terbesar 0,924 bahwa  variabetampilan  penyajian  memiliki korelasi kuat terhadap faktor karakteristik produk.
Tampilan penyajian suatu produk sangat dipertimbangkan  oleh  responden  dalam  membeli
bakso  daging  sapi.  Penyajian  produk  yang  di-
berikan pada responden kurang menarik akan mengurangi  selera  makan  responden  begitu  juga
sebaliknya jika penyajian produk terlihat menarik
maka responden akan bertambah selera makan. Tampilan penyajian suatu produk sangat berkaitan dengan rasa dan tekstur produk yang disajikan.
Faktor  pengalaman  memiliki  persentase varian  sebesar  5,663%.  Variabel  yang  memiliki
factor loading terbesar adalah variabel kepuasan sebelumnya sebesar 0,798 yang artinya bahwa variabel  kepuasan  sebelumnya  memiliki  korelasi
kuat terhadap faktor pengalaman.
Kepuasan pembelian produk sebelumnya merupakan   salah   sat hal   yang   sangat   diper-
timbangkan oleh responden dalam pembelian pro-
duk tersebut. Hal ini dikarenakan pengalaman pem- belian produk sebelumnya akan menjadi kesan tersendiri bagi para responden. Apabila responden merasa puas pada saat membeli produk sebelumnya maka responden akan membeli produk tersebut kembali. Selain itu hobi merupakan suatu hal yang berpengaruh terhadap responden dalam pembelian produk tersebut karena produk bakso daging sapi merupakan makanan yang banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat sehingga banyak responden yang membeli produk tersebut karena kesenangan atau hobi mengkonsumsi produk tersebut.
Faktor kepuasan konsumen memiliki persen- tase varian sebesar 4,790%. Variabel yang memiliki factor loading  terbesar adalah variabel pendapatan sebesar 0,748 yang artinya bahwa variabel ini me- miliki korelasi kuat terhadap faktor kepuasan konsumen.
Pendapatan berkaitan dalam mempertimbang- kan pembelian produk bakso. Responden yang me-
miliki  pendapatan  lebih  banyak  cenderung  me-
miliki kepribadian yang boros atau lebih mudah menghambur-hamburkan uang untuk mendapatkan
kepuasan, sehingga responden lebih banyak mem-
beli produk tersebut untuk memenuhi kepuasan mengkonsumsi produk tersebut. Sebaliknya jika responden  berpenghasilan lebih  sedikit  cenderung memiliki  kepribadian  yang  lebiterkendali sehingga para responden tidak hanya memikirkan kepuasan semata. Sulistyawati (2004) menyatakan bahwa  tingkat  pendapatan  juga  mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Pendapatan yang dimaksud disini adalah pen- dapatan   individu  konsumen.  Pendapatan  menjadi hal  yang  sangat  penting  karena  keputusan  pem-




belian erat kaitannya dengan tingkat pendapatan seseorang dan pengeluaran seseorang. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang cenderung semakin tinggi pula pengeluaran yang dilakukan.
Faktor karakteristik konsumen memiliki per- sentase  varian  sebesar  4,708%  dan  merupakan urutan kedelapan yang dipertimbangkan oleh kon- sumen karena mempunyai nilai Eigen Value ter- besar yaitu 1,036. Variabel demografi sudah pasti memiliki factor loading terbesar karena variabel demografi merupakan variabel satu-satunya yang diwakili faktor karakteristik konsumen yaitu sebesar
0,767 yang artinya bahwa variabel demografi me- miliki korelasi yang sangat kuat terhadap faktor karakteristik konsumen.
Demografi konsumen didekati dengan variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin,   pen-
didikan, dan pendapatan. Responden wanita cenderung  lebih  senang  berbelanja,  mudah  ter-
pengaruh oleh emosi, dan menyukai jajan atau makanan camilan.

Kesimpulan

Sebagian besar responden yang melakukan pembelian bakso adalah perempuan, berstatus pelajar, mempunyai umur di bawah 35 tahun, pendapatan    individu    yang    diperoleh    antara Rp.  1.000.000,00  sampai  Rp.  2.000.000,00  per bulan dan harga bakso Rp. 5.000,00 seporsi dapat dikategorikan terjangkau. Pola mengkonsumi bakso bukan   sebagai   makanan   pokok   tetapi   sebagai kuliner, hobi, dan makanan camilan. Delapan faktor yang dipertimbangkan responden secara berurutan adalah harga, kelas sosial, kemudahan mencapai lokasi, parkir, tampilan penyajian, kepuasan, pen- dapatan, dan demografi.


Daftar Pustaka

Asseal,  H.  1992.  Consumer  Behavior  and Marketing Action. New York: PWS-KENT. Publishing Company, Boston.
Hermanianto, J. dan R.Y. Andayani. 2002. Studi perilaku konsumen dan identifikasi parameter
bakso sapi berdasarkan preferensi konsumen di wilayah DKI Jakarta. Jurnal Teknologi dan
Indutri Pangan 13(1): 1-10.
Parubak,  B.,  A.  Thoyib,  dan  A.  Suman.  2004.
Faktor faktor yang dipertimbangkan kon- sumen  dalam  pembelian  kain  donggala  di
Kotamadya Palu. Kumpulan Artikel Seminar
Hasil Penelitian. Bidang Kajian Perilaku Konsumen. Program Magister Manajemen. Pascasarjana, Universitas Brawijaya. Malang. Hal. 1-12.
Sudarmiatin.   2009.   Model   perilaku   konsumen dalam perspektif teori dan empiris pada jasa
pariwisata. Jurnal Ekonomi Bisnis 14(1): 1-
11.
Sulistyawati, E. 2004. Analisis faktor faktor yang mempengaruhi   perilak konsumen   dalam
keputusan  pembelian  produk  patung  kayu pada toko kerajinan di Kecamatan Sukawati,
Gianyar,  BaliKumpulan  artikel  Seminar Hasil Penelitian. Bidang kajian Perilaku Konsumen.  Program  Magister  Manajemen
Universitas Brawijaya Malang. Hal. 67-84. Tedjakusuma, R., S. Hartini, dan Muryani. 2001.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minu mineral   di   Kotamady Surabaya.
Jurnal Penelitian Dinamika Sosial 2(3): 48-
58.

Tarwotjo,   I.,   S.   Hartini S.   Soekirman dan Soekarno.   1971.   Komposis Tiga   Jenis Bakso. Akademi Gizi, Jakarta.

Sumber:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Qy07fb3PI-wJ:journal.ugm.ac.id/index.php/buletinpeternakan/article/download/600/426+&cd=2&hl=id&ct=clnk